Rabu, 27 Mei 2009

The Root of Love

Note ini khusus saya tulis untuk memberi sedikit ukiran di hari ini. Hari ini adalah hari jadi pernikahan kami yang ke 17. Bukan waktu yang singkat untuk dilalui bersama. Bukan juga waktu yang lama jika bisa dinikmati bersama. Doa saya dihari ini “ Mudah-mudahan Allah melanggengkan cinta kami seperti kami melanggengkan cinta kami kepadaNya. Mudah2an Allah mengijinkan kami membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah…..dan menghantarkan anak-anak kami menjadi Generasi Rabani “….Amiin

Sampai saat ini saya tidak pernah bisa menyebut suami saya dengan sebutan “mantan pacar”. Karena saya sudah menikah dengan suami saya, tanpa melalui fase ini. Sejak belia saya menyakini bahwa perkawinan harus dilandasi oleh sesuatu yang sangat kokoh. Saya menyadari sungguh, akan kelemahan-kelemahan saya sebagai seorang wanita dan seorang manusia. Karena itu sejak belia saya bertekat untuk melandaskan perkawinan saya bukan karena cinta kepada makhluk. Karena saya juga menyadari bahwa semua makhluk adalah lemah seperti saya.

Jika bisa diibaratkan maka perkawinan adalah ibarat pohon yang kita tanam. Yang setiap hari harus kita rawat, kita sirami dan kita pupuk. Dan pada saatnya kita bisa menikmati indah bunganya, segar oksigen yang dihasilkannya, dan juga memetik buahnya pada waktunya.

Pohon dengan akar yang kokoh tidak mudah tumbang oleh angin yang berhembus kencang. Tidak akan mati karena beberapa dahannya patah. Dan tidak akan layu hanya karena perubahan cuaca..... terlalu panas atau terlalu dingin. Pohon dengan akar yang kokoh akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan di sekitarnya.

Inilah pohon perkawinan yang mempunyai akar berupa cinta kepada Allah. Karena akarnya kokoh, maka pohon ini akan tumbuh sesuai kodratnya. Pada masanya akan menumbuhkan daun-daun baru, ranting baru, bunga-bunga yang indah dan juga buah-buah yang manfaat. Bunga-bunga inilah yang saya ibaratkan sebagai cinta pada makhluk,,,, cinta pada suami. Buahnya adalah anak-anak yang menyejukkan mata dan menyejukkan hati.

Ada kalanya pohon ini tampak begitu subur dengan daun-daun dan bunga yang lebat. Seperti dalam perkawinan, tidak selamanya bunga-bunga tampak sama kesegaran dan keindahannya. Ada kalanya, beberapa bunga layu, dan beberapa daun berguguran. Tapi bukan berarti pohon itu kehilangan fungsinya. Gugurnya kelopak bunga, yang menyebabkan bunga kehilangan keindahanya adalah simbul dari harapan baru. Harapan bahwa bunga akan mematangkan dirinya menjadi buah yang manfaat.

Seperti itulah bayangan saya tentang perkawinan. Jika kita ingin pohon ini tetap hidup maka hidupkanlah selalu cinta kita kepada Allah. Dengan tidak melupakan kewajiban untuk merawat pohon ini......maka pohon akan tumbuh dengan baik dan menghasilkan bunga-bunga cinta yang indah, dan buah-buah yang manfaat. Insyaallah.....Amiiin



Salam,,,, Feb Amni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar