Rabu, 27 Mei 2009

Dipeluk Manusia Terkasih

Rindu kami padamu Ya Rosul
Rindu tiada terperi
Berabad jarak darimu Ya Rosul
Seakan Dikau disini.

Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami membalas cintamu
Secara bersahaja. (Bimbo)

Bulan ini mengingatkan kita, pada manusia terkasih, yang kasihnya pada umatnya hampir terlupakan. Manusia terkasih yang sampai detik-detik syakaratul mautnya, hanya umatnya yang selalu ditanyakannya. Manusia terkasih yang dengan kasihnya akan menunggu kita di telaganya, yang airnya lebih putih dari susu, harumnya lebih wangi dari misk, bijananya laksana bintang-bintang di langit. Manusia terkasih, yang namanya selalu kita sebut, tapi kita lupakan kasihnya.

Mengingatnya,,, selalu mengingatkan saya pada kecemburuan saya. Satu-satunya kecemburuan saya yang positif. Fatimah Az Zahra, putri Nabi yang terkasih adalah sosok yang paling saya cemburui. Nabi sangat sayang pada Fatimah. Nabi selalu menyambutnya dan mencium keningnya setiap kali melihat kedatangannya. Nabi ridho dengan ridhonya dan marah dengan kemarahannya. Nabi pernah berkata, ” Aku memusuhi siapapun yang memusuhinya dan berdamai dengan siapapun yang berdamai dengannya”.

Dalam didikan langsung Nabi Muhammad Saw, Fatimah adalah teladan terbaik bagi wanita muslim. Fatimah yang senantiasa dermawan dalam segala kekurangan materinya. Fatimah yang selalu sabar dalam menjalankan kehidupan dan agamanya. Fatimah yang merawat ayahandanya ketika nabi dilukai olah musuh-musuhnya. Fatimah pula yang membersihkan badan ayahdanya yang dilempari kotoran ternak oleh kaum kafir. Pastaslah jika Nabi Muhammad Saw menyebutnya sebagai ” Pemuka kaum perempuan penghuni surga”.

Kecemburuan saya, adalah cemburu buta. Karena saya belum banyak melalukan apa-apa untuk dapat meneladani Fatimah, putri Nabi tercinta. Tapi kecemburuan saya menyemangati saya untuk selalu berusaha melakukan apa yang diteladankan olehnya. Kecemburuan saya setidak-tidaknya dapat menjadi acuan tentang tujuan hidup saya.

Ketika saya kelelahan dan terengah-engah, yang saya ingat adalah kisah Fatimah ketika datang kepada Nabi untuk mengadukan kelelahannya hidup tanpa khodim (pembantu). Maka Nabi berkata, ” Maukah kalian aku beritahu yang lebih baik dari apa yang engkau minta?. Bacalah tasbih (subhanallah) 33 kali, tahmid (alhamdulillah) 33 kali, dan takbir (Allahu akbar) 34 kali”. Maka wasiat ini, saya adaptasikan menjadi wasiat bagi diri saya dari Nabi yang terkasih. Mengamalkannya seakan mendekat dalam pelukan manusia terkasih. Mengamalkannya membuat semangat hidup yang memudar dapat bersinar dengan terang benderang.

Sebagai bentuk kasih sayangnya, Nabi Muhammad Saw mengajarkan salah satu do’a kepada Fatimah Az Zahra. Nabi meminta Fatimah mengamalkannya di pagi dan petang.

Ya khoyu ya qoyum birohmatika astaqhitsu aslihli syanikullahu wala takilluni ilanafsi tarfatan aini ( Ya Allah yang Maha Hidup, dan Maha mengurus makhluknya. Dengan rahmatmu aku memohon. Perbaikilah setiap urusanku. Dan janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri walaupun hanya sekejap mata).

Nabi terkasih yang doanya dijamin diijabah. Nabi Muhammad, manusia mulia yang paling dikasihi Allah, mewasiatkan doa pengharapan kepada anak tercintanya.

” Maka janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri walaupun sekejap mata”. memperhatikan penggalan dari doa itu, membuat saya merasa sangat sangat kecil.. Betapa Nabi mewalikan dirinya dan anak tercintanya kepada Zat yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Betapa kecilnya Nabi menempatkan dirinya di hadapan sang Khaliq. Sehingga dia tak ingin hidupnya tergantung pada kekuatannya sendiri walau hanya sekejap mata.

Sekejap mata yang dapat melumpuhkan. Sekejap mata yang dapat menghancurkan. Sekejap mata yang dapat memalingkan....... Karena kita manusia. Apalah daya kita ketika hanya kekuatan diri sendiri yang dipakai untuk menghadapi hidup ini. Apalah daya kita ketika dihadapkan pada kekuatan-kekuatan lain yang jauh lebih besar dari kekuatan yang kita punya. Mungkin saat ini Allah masih berbaik hati, yang kita hadapi masih dapat diatasi dengan kekuatan kita sendiri dengan baik. Apakah benar hanya kekuatan kita. Apakah benar hanya karena kita punya kemampuan, maka semua dapat terselesaikan. La haula walakhuwatailabillah. Ya Rob.... janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri walaupun sekejap mata”.

Melantunkan doa wasiat Nabi ini seakan menghadirkannya dalam khayal yang nyata. Melantunkan doa wasiatnya seakan menghadirkan cintanya. Melantunkan doa wasiatnya menjadikan hidup terasa lebih damai dipeluk manusia terkasih.

Allahumasholli ala Muhammad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar