Sabtu, 27 Juni 2009

T e r s a m p u l

Kukira sesuatu itu suci
Kukira sesuatu itu berarti.

Dalam keluguan masa kecilku
Kubungkus dia dengan sampul terindah yang kupunya
Kuikat dengan pita warna warni tercantik rangkaianku sendiri
Dan kuletakkan di sudut terbaik dari hatiku.

Tak ada satu orangpun yang pernah aku ijinkan untuk menyentuhnya,
Apalagi membukanya.
Aku begitu posesif terhadapnya
Aku takut suatu saat ada yang akan menggambilnya dariku.

Selalu ada rasa bahagia yang menyelinap
Seiring dengan rasa memilikinya.

Tapi kehebatanmu melumpuhkan pertahananku
Dengan sukarela kubantu engkau membuka sampulnya.
Melihat isinya dan membaca pesannya.

H e n i n g ........t e r k e s i m a.

Mungkin tak yakin dengan pesan yang terbaca.

L A L U ..........B E R L A L U

Tinggalkan aku disini
Bersama onggokan kotak indahku yang tidak tersampul,
Dan b e r a n t a k a n.........

Dengan pilu dan ikhlas
Kususun kembali yang masih bisa tersusun
Kubuang yang sudah terlalu usang
Kutambal yang tampak berlubang
Kusimpan kembali dengan hikmat
Di sudut hatiku yang lebih dalam.

Dan aku berjanji pada diriku…....
Tak akan ada lagi yang aku ijinkan untuk melihatnya.

Aku tetap bangga bisa memilikinya,,
Walau dengan sampul yang tak seindah dulu.


Salam,,, Feb Amni

Minggu, 21 Juni 2009

Asma Engkau yang Mulia ya Rabb

From Note : Abah Abi

Ya Rahman, betapa dhaifnya hambaMu, tidak menolong ciptaanMu dalam kesulitan dunia, hanya karena berbeda agama.
Ya Rahim, ampuni hamba, hanya karena berbeda pandangan, berbeda prinsip, hambaMu tidak mau ruku dan sujud bersama mereka
Ya Malik, ampuni hamba, hari ini hamba merasa berkuasa atas segala urusan hamba, padahal kekuasaan itu milikMu
Ya Quddus, maafkan hamba, hamba merasa diri hamba paling suci diantara saudara-saudara hamba, padahal Engkaulah yg maha suci
Ya Salam, dengan kekutan dari sisiMu, sejahterakan daku, sejahterakan keluargaku sejahterakan bangsaku dan sejahterakan umatMu
Ya Mu'min, ampuni hamba, tak jarang hambaMu membuat orang tidak tenteram dekat dengan hamba, jadikan hamba yang selalu membawa ketentraman
Ya Muhaimin, jangan Engkau siksa hamba, karena tak jarang hamba merusak apa yang telah Engkau pelihara
Ya Aziz, ampuni kesombongan hamba, tak jarang hamba berasa lebih perkasa, lebih gagah dari yang lain
Ya Jabbar, hapuskan dalam hati hamba perasaan superior, perasaan lebih hebat dari yang lain
Ya Mutakabbir, hambaMu memohon ampun, karena tak jarang hambaMu merasa lebih megah dengan kekayaan dunia, merasa yang terbesar dari saudara hamba
Ya Khaliq, hapuskan perasaan bahwa hamba mampu menciptakan sesuatu tanpa pertolonganMu, tanpa KekuasaanMu
Ya Bari, jadikan hati kami selalu seimbang antara dunia dan akhirat
Ya Allah, anta Rabbi wa ana abduk.
Bagaimana mungkin hambamu merasa memiliki ilmu, sementara segala ilmu berasal dari Engkau
Bagaimana mungkin hambaMu merasa lebih tinggi dari sesama, padahal Engkau Rabbial a'la
Bagaimana mungkin hambaMu menutup pintu maaf bagi sesama, sementara Engkau mengampuni yg berdoa walaupun dosanya sebesar gunung
Bagaimana mungkin hambaMu berbuat kasar, sementara Engkau begitu lembut dengan makhlukMu
Ampuni dosa-dosa hamba, yang hamba sengaja maupun yang tidak disengaja
Maafkan kesalahan hamba, atas dosa-dosa hamba kepada saudara hamba yang tidak sempat hamba meminta maaf kepadanya
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat

sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya.

Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Subhanaka Laa ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik
Salamun alaika ya Rasulullah, ya habib allah.

Sabtu, 20 Juni 2009

Teganya Hati

Ada seorang gadis yang buta yang karena kebutaanya dia sangat membenci dunia dan segala kehidupan di dalamnya, kecuali kekasihnya. Hidupnya hanya dihabiskan untuk dirinya sendiri dan keluh kesahnya. Hanya kekasihnya yang setia menemani dan menghiburnya.

Karena cintanya yang begitu besar kepada si gadis buta, sang kekasih melamar gadis buta itu. Tapi Gadis itu menolak, “Aku tidak akan menikah sebelum bisa melihat dunia ini”. Maka kekasih yang baik hati itu dengan segala daya mengupayakan agar si gadis buta mendapatkan donor mata.

Singkat cerita beberapa bulan kemudian si gadis mendapat donor mata. Setelah melalui serentetan proses operasi, maka si gadis dapat melihat atas ijin Allah. Kekasih yang mendampinginya sejak semula, adalah orang yang pertama kali dilihatnya dan didengar suaranya. ”Gadisku, sekarang engkau sudah bisa melihat dunia, maka maukah engkau menikah denganku ?”. Betapa terkejutnya gadis itu ketika kekasih yang dicintai dan selalu mendampinginya selama ini adalah lelaki yang buta. Gadis itu hanya bisa menggeleng dan menangis. Mungkin dia tidak punya kata-kata yang tepat untuk menyatakan ketidaksiapannya. Kekasih yang baik hati dengan pilu dan hati yang teriris segera berlalu, karena tidak ada lagi yang perlu diperjelas dari sebuah gelengan.

Beberapa hari kemudian si mantan gadis buta mendapatkan surat di meja ruang perawatannya. ”Selamat menikmati dunia kekasihku. Tolong kamu jaga baik-baik kedua bola mataku yang sekarang telah jadi bagian dari dirimu”.

Cerita ini saya peroleh di pengajian minggu lalu. Dan diakhir cerita sang ustazah menekankan dengan ”Begitulah hati manusia, dia dapat berubah setiap saat. Maka tidak ada manusia yang cukup layak untuk tempat menggantungkan sebuah harapan. Harapan besar berupa kebahagiaan atau harapan kecil berupa sekedar ucapan terima kasih. Maka cukuplah Allah sebagai tempat kita berpamrih”.

Saya yakin bahwa cerita tentang gadis buta itu, hanyalah cerita rekayasa, untuk menekankan betapa mudahnya hati manusia berpaling dan berubah. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa berada pada posisi si wanita buta atau si kekasih. Mungkin dengan versi cerita yang berbeda. Ketika kita dalam posisi seperti peran si wanita buta maka kita menyebutnya sebagai pelaku. Dan peran sang kekasih kita sebut sebagai korban.

Dalam peran sebagai pelaku kita mempunyai kebebasan untuk mengambil pilihan keputusan. Seperti sang gadis yang dapat memilih untuk tetap bersama kekasihnya yang buta atau mengabaikan pengorbanan kekasihnya. Mungkin pilihan ini, jika kita jalani bukanlah sebuah pilihan yang mudah. Butuh banyak pertimbangan yang tidak hanya melibatkan keluarga tapi juga melibatkan kemahatahuan Allah. Dan tentulah sangat sulit membuat keputusan terbaik dengan tanpa mengabaikan hak orang lain.

Tapi alangkah malangnya sang kekasih jika dia hanya mendasarkan perbuatan super baiknya hanya untuk mendapatkan cinta dan angan-angan kebahagian bersama sang gadis. Dalam kondisi seperti itu maka sang kekasih sangat pantas jika menempatkan dirinya sebagai korban. Karena apa yang telah terambil darinya benar-benar telah hilang, tanpa harapan apapun.

Kondisi sebagai korban yang kehilangan segala-galanya, sebenarnya juga adalah pilihan. Pilihan ini adalah masalah mengolah rasa. Akanlah sangat berbeda menempatkan diri sebagai korban yang menyebabkan hati menjadi sempit dan tersakiti, dengan menempatkan diri sebagai orang yang rela berkorban. Dalam posisi kita rela melakukan pengorbanan demi kebaikan orang lain atau kebaikan diri kita sendiri, maka jiwa akan menjadi lebih besar dan lapang. Dan dari yang hilang, kita masih punya harapan untuk mendapatkan balasan dari Zat yang Maha Besar, berupa kebaikan yang berlipat ganda.

Hal inilah yang diisyaratkan Nabi dalam salah satu hadistnya ”Sungguh unik perkara kaum mukmin, karena semua yang dia alami adalah kebaikan. Jika dia memperoleh nikmat dan dia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika dia dia ditimpa musibah dan dia bersabar, maka itupun baik baginya”.

Mudah-mudahan selalu ada kebaikan dari setiap apa yang harus kita lalui.... Amiin. Karena hanya Allah yang punya skenario yang maha Agung atas kehidupan kita. Waallahuaklam bishowab.

Salam,, Feb Amni

Membelah Langit

Nabi Muhammad terkasih pernah mengajarkan doa yang baik diucapkan pada pagi dan petang. Beberapa hari setelah doa itu diajarkan, selesai sholat dhuhur berjamaah. Ada seorang yang mendatangi masjid dengan tergesa-gesa, “ Adakah disini yang namanya Ibrahim ?”. “Ya, aku Ibrahim”, jawab salah seorang sahabat. “Kampungmu terbakar”, kata pemuda itu dengan nafas terengah-engah. Ibrahim hampir berdiri, ketika Nabi berkata “Apakah kau sudah mengamalkan doa yang aku ajarkan kemarin?”. “Sudah ya Rosul”. “Tetaplah duduk di majelismu, rumahmu dalam penjagaan Allah”.

Ibrahim kembali duduk dan menyelesaikan urusannya di dalam majelis itu. Setelah itu, barulah dia bergegas menuju kampungnya. Subhanallah……didapatinya rumahnya masih utuh, tidak tersentuh api, diantara rumah-rumah yang lain yang habis terbakar.

Cerita hikmah ini saya dapatkan dari abah saya sekitar tahun 1997, pada saat kelahiran anak saya yang kedua (Alghi). Sejak mendengar cerita itu, maka saya bertekat untuk mendawamkan (mengamalkan secara rutin), doa Rosul itu setiap pagi dan petang. Banyak sekali keajaiban yang saya rasakan setelahnya.

Salah satunya adalah kejadian yang terjadi di tahun 1998. Pada saat anak ke-2 saya berumur satu tahun. Kami sekeluarga pergi ke Malang dengan menggunakan kereta api. Tahun itu sebenarnya masih cukup rawan, terimbas oleh kerusuhan Mei 1998. Pada saat kereta melintas di suatu daerah di Jawa Tengah, persis tengah malam, ada segerombolan pemuda yang dengan sengaja melempar kereta kami dengan batu. Salah satu batu memecahkan kaca persis di samping tempat duduk saya. Kaca itu pecah berserakan. Beberapa orang mengalami luka-luka karena pecahan kaca tersebut. Tangan kanan saya dan pipi si Kakak juga luka. Tapi lima puluh persen serpihan kaca itu jatuh persis menimpa Alghi yang ada di pangkuan saya.

Saya hampir tidak bisa bernafas menyaksikan Alghi tertutup serpihan kaca, termasuk seluruh mukanya. Petugas kereta segera datang membantu membersikan serpihan kaca dari tubuh Alghi. Setelah semua serpihan kaca dibersihkan....Subhanallah,,,tidak ada luka sama sekali di tubuh Alghi.

Doa wasiat itu adalah : ”Bismillaahi ladzii laa yadhurru ma’asmihi syaiun fii ardhi walaa fis samaai wahuwas samii’ul ’aliim (3x)”.
Dengan nama Allah, tidak ada yang membahayakan beserta namaNya, apapun yang ada di langit dan bumi, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Allah memberi perlindungan dengan cara yang kadang tidak bisa kita nalar. Tapi bisa kita yakini bahwa Allah akan melindungi dengan caranya yang Maha Agung dan Maha Perkasa jika kita berserah diri kepadaNya. Percayalah doa kita membelah langit untuk menjemput tangan Allah untuk melindungi kita......Amiin


Lahaula walakuata illa billa.



Salam.....Feb Amni