Rabu, 27 Mei 2009

Hidup Terlalu Singkat untuk Dibuat Kecil

Kalimat dalam judul itu adalah kalibat bijak dari Dale Carnegei, yang dulu bagi saya walapun cukup indah tapi tidak mengena. Tapi sejak 3 tahun lalu, kalimat itu menjadi seolah-olah menjadi kata kunci dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup yang datang silih berganti.

Empat tahun yang lalu, teman baik saya, positif terkena kanker faring. Pada saat itu, kondisinya masih segar bugar, tidak ada tanda2 bahwa sang kanker sudah mulai menggerogoti tubuhnya. Hanya butuh waktu 3 bulan, rahang kanan sudah tidak dapat dipertahankan. Dan di bulan ke 6,kedua rahangnya sudah diganti dengan rahang palsu. Dan enam bulan sisanya, dihabiskan teman saya untuk mondar-mandir ke RS. Darmais. Dan setiap pekan, saya harus melihat sendiri bahwa kondisinya semakin memburuk. Dan tepat 1 tahun setelah vonis kanker itu, teman terkasih itu mangkat, di usianya yang ke 38 th....innalilahiwainailaih
irojiun...

Sampai saat ini, saya masih merasakan kehadirannya dalam kehidupan saya. Dalam setiap keputusan yang saya ambil, dalam bekerja, beramal dan juga dalam mengendalikan emosi saya. Bagi saya, dia tidak pernah mati.

Sejak saat itu saya merasa bahwa hidup ini sangat singkat, jadi untuk apa dibuat kecil, atau dikecilkan. Jika hidup itu singkat, untuk apa dibuat susah dan menyusahkan yang lain. Kita cuma diberi kesempatan yang sangat singkat untuk menjadikan hidup ini punya makna. Tidak ada yang tahu berapa lama kita diberi kesempatan untuk hidup. Yang bisa kita lakukan hanya berbuat terbaik untuk hari ini, karena kita juga tidak tahu apakah kita masih diberi kesempatan untuk esok hari.

Kita semua berharap punya umur panjang yang bermanfaat. Tapi jangan cemaskan hidup. Kalau kita sudah lakukan yang terbaik untuk hari ini, maka hidup akan mengatur dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar