Minggu, 25 November 2012

Sahabat Jiwa


Saya tidak percaya dengan proses reinkarnasi.  Tapi saya percaya, bahwa jiwa kita telah diciptakan berpuluh-puluh tahun lebih dulu sebelum jasad kita terlahir di dunia. 

Jauh sebelum kelahiran kita di dunia, jiwa kita telah berinteraksi dengan jiwa-jiwa lain di alam penciptaannya. Ada pula  jiwa-jiwa yang telah bersahabat.  Mereka telah demikian karib ∂aη  saling menggenal.  Tapi  pada saat terlahirkan di dunia belum tentu mereka dapat disatukan dalam satu komunitas yang sama.

Berbahagialah jiwa yang diijinkan bertemu dengan sahabat-sahabatnya dari alam penciptaannya.  Bergabungnya dua atau lebih sahabat jiwa adalah kekuatan yang luar biasa.  Sahabat jiwa adalah ibarat air, yang selalu menggalir lembut untuk mengisi setiap lubang dalam hati.   

Sahabat jiwa belum tentu menjadi pasangan di dunia nyata.  Bisa saja mereka hanya menjadi tetangga yang sangat peduli ∂aη  penuh kasih, atau  sahabat yang penyayang, atau kerabat yang tanpa pamrih.  Atau mungkin hanya tokoh yang kita kenal sepintas ∂aη  kemudian kita idolakan, atau siapapun yang tidak jelas identitasnya tapi seolah-olah telah kita kenal dengan baik. 

Mungkin dapat terwakili oleh puisi kahlil gibran berikut :
Sahabat adalah kebutuhan jiwa yang  mendapat imbangan
Dialah ladang kasih yang kau pungut buahnya dengan rasa terimakasih


Sahabat jiwa akan selalu hadir dalam jiwa dalam ada ∂aη  tiadanya.  Tak penting baginya ada dalam pengutamaan atau pengabaian,, ada dalam penghormatan atau kesia-siaan.   

Dia bisa menetap atau pergi.  Baginya tak penting bahagianya.  Baginya bahagia sahabatnya adalah utama.
Sahabat jiwa bisa tersakiti, tapi tidak mungkin menyakiti.

Kita pun bisa menghormati atau mengingkari keadaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar