Rabu, 19 Agustus 2009

OTAK Vs KeNaNGan

Otak kita adalah salah satu dari berjuta-juta keajaiban yang ada di dalam tubuh kita. Otak tersusun dari hampir 10 milyar neuron sebagai unit pelaksana sistim syaraf, dalam luasan otak yang dapat dibilang tidak terhingga. Setiap kegiatan berfikir, secara sadar atau tidak akan membentuk rangkaian-rangkaian neuron baru. Setiap hari dapat dihasilkan berjuta-juta rangkaian baru, dari apa yang kita pelajari, kita ingat dan kita kenang.

Yang unik dari otak adalah setiap rangkaian neuron yang lama tidak digunakan, dalam periode tertentu secara otomatis akan terhapus dengan sendirinya. Kegiatan ini bisa diibaratkan seperti kegiatan petugas kebersihan. Karena itulah maka hal yang kita pelajari beberapa tahun yang lalu, banyak yang telah kita lupakan, jika saat ini kita tidak mempergunakannya lagi. Tetapi sesuatu yang sangat kita sukai, baik itu suatu pelajaran atau kejadian yang berkesan, akan senantiasa melekat dalam ingatan.

Karena itulah maka apa yang kita kenang tentang masa lalu lebih banyak menggisahkan tentang suka cita dan kebahagiaan. Karena sebenarnya otak akan menyuguhkan beberapa kenangan secara berkala sebagai lintasan pikiran. Secara bawah sadar, kita lebih menyukai kenangan-kenangan yang indah, dibandingkan kenangan yang buruk. Maka otak akan merespon permintaan kita dengan menghapus beberapa rangkaian neuron yang berisi kenangan yang menyakitkan. Karena itulah maka kita sering menyebutkan bahwa ”Waktu dapat menyembuhkan luka”. Semakin sering kenangan itu melintas dalam ingatan, maka akan terjadi lagi sensor otomatis terhadap kenangan-kenangan yang tidak diinginkan.

Tapi ada pada sebagian orang, yang menyimpan kenangan buruknya hampir seumur hidupnya. Ini bukanlah kegiatan alamiah dari otak, tapi kegiatan perlawanan secara individual. Dia secara sadar, tidak mengijinkan sistim dalam tubuhnya menolongnya untuk menghapus kenangannya.

Jadi mungkin apa yang kita kenang pada masa sekarang tentang masa lalu, sebenarnya adalah tidak seindah kenangan itu. Tapi kita telah diberi kesempatan berulang-ulang oleh otak untuk mengedit moment-moment yang tidak kita suka, menjadi lebih serasi dan nyaman untuk diingat.

Seperti apa yang saya alami pada masa awal pernikahan saya. Sekarang saya menyebutnya sebagai ”kenangan manis”. Tapi saya yakin, kenyataan di masa itu tidaklah semanis yang saya ingat dan saya kenang sekarang. Bagaimana bisa disebut manis jika hampir setiap hari saya harus menglajo dari Pamulang-Bogor,, bahkan sampai saat saya sudah hamil besar sekalipun. Walaupun sudah menikah dan kemudian hamil, saya tidak pernah mengajukan cuti kuliah. Saya tidak dapat lagi membayangkan bagaimana repotnya saya menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi, sambil mengasuh anak pertama saya yang hiperaktif.

Tapi saat ini, tidak ada lagi kenangan tentang kerumitan, kelelahan, atau mungkin amarah dan kenangan-kenangan suram lainnya. Yang tersisa hanya kenangan betapa banyaknya saya memperoleh dukungan moral dan bantuan nyata dari teman-teman, kerabat dan para dosen. Saya masih ingat dengan jelas, bagaimana anak-anak murid mengaji saya dan teman-teman secara bergantian menjaga bayi saya. Setiap mengenang masa-masa itu, selalu ada senyum dalam cinta yang meluap-luap. Mengingat betapa banyak orang yang telah ikut serta mengukirkan kasih sayangnya dalam kehidupan saya.

Hmmm......begitulah sebuah kenangan jika dibicarakan secara ilmiah. Mudah-mudahan bisa menyadarkan kita...bahwa begitu sayangnya Allah kepada makhluknya. Sampai hal-hal kecil, berupa kenangan masa lalupun tidak diijinkanNya untuk selalu menyakiti seorang hamba.

”Lupa dan angan-angan adalah dua nikmat yang besar bagi anak adam. Seandainya bukan karena kedua nikmat itu, niscaya kaum muslimin tidak berjalan di jalan-jalan”. ( Al-Hasan)


Salam,,, Feb Amni

3 komentar:

  1. ...... Harus kita ingat bahwa Allah menyimpan memory yang lebih lengkap daripada otak kita,... yang nanti bakal di putar saat kita menghadapi hari pengadilanNya.... semoga pada saat itu menjadi memory yang paling indah untuk kita mengingat apa yang telah kita lakukan ... mungkin sekarang lebih tepat kita mengucap "astaghfirullah al adziem.... semoga Allah memberikan memori yang indah sehingga diturunkan Rahmatnya untuk kita...!

    BalasHapus
  2. wahh iyo bener pak....ingatlah saat mulut tak dapat lagi bicara dan semua anggota tubuh memberikan kesaksian atas apa yang telah kita lakukan di dunia. Astafirullah...mudah2an Allah membukakan pintu ampunanNya. Dan kita tidak termasuk golongan yang berkata "andai aku dapat kembali ke dunia dan melakukan semua kebaikan yang diperintahkan dan menjauh dari semua yang dilarangNya". Tetep saling mengingatkan ya... saling mendoakan dan menguatkan untuk menuju kebaikan. Suwun

    BalasHapus
  3. amiin... semoga yo feb...

    BalasHapus