Sabtu, 08 Agustus 2009

Cintaku Membebaskanmu

Setiap hari banyak sekali waktu yang saya habiskan di beranda belakang rumah saya. Jika pagi, banyak sekali kupu-kupu cantik yang beterbangan di sela-sela daun dan bunga-bunga. Kicauan burung dengan berbagai macam rupa suara, juga terdengar lebih merdu, sambil memandang si empunya suara berkejar-kejaran diantara pepohonan. Mungkin inilah yang saya sebut dengan kecintaan.

Kecintaan pada sesuatu, seharusnya tidak membelenggunya, tapi membiarkannya bebas sebagai dirinya. Yang sering kita lakukan adalah berusaha untuk membelenggu kecintaan kita untuk dapat dipandang dan dinikmati sebelum dia benar-benar lenyap. Seperti seorang yang mempunyai jaring kupu-kupu. Dia berkata bahwa kupu-kupu adalah kecintaannya dan berburu kupu-kupu adalah hobynya. Sepanjang hari dia menikmati harinya dengan memburu kupu-kupu, menangkapnya, mengawetkanya dan memajangnya di dinding. Dan dia berkata pada teman-temannya “Lihatlah, aku selalu bersama dengan yang kucintai. Dia menghiasi dinding rumahku”.

Begitu pula dengan mereka yang mengaku sebagai pengemar kicauan burung. Dia membeli sangkar terindah dan menikmati kicauan burung yang terbelenggu. Dan berkata “Bernyanyilah burung, karena aku telah membeli kebebasanmu, untuk menjadi kecintaanku”.

Karena itu aku bilang pada anak keduaku yang harus berangkat ke pesantrennya hari ini “Jangan bersedih Nak, aku melepasmu, karena cinta ini membebaskanmu untuk menjadi dirimu sendiri. Membebaskan dirimu untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Membebaskan dirimu untuk memandang yang engkau cintai dari kejauhan. Bukankah gunung, akan tampak lebih indah jika dipandang dari kejauhan ?. Cintai dan menikmatilah jarak ini. Karena dengan menyadari jarak ini, engkau bisa belajar bagaimana cara untuk mendekat.”


Salam,, Feb Amni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar