Rabu, 08 Juli 2009

JALAN CINTA (2)

Masih tentang jalan cinta, dengan nuansa cinta yang berbeda. Mabuk cintanya Zulaiha kepada budak suaminya, Yusuf. Cerita cinta yang sangat mengemparkan dan mengetarkan dunia. Sehingga Allah khusus menuliskan cerita cinta ini dalam Al Karim yang mulia. Cerita cinta yang penuh dilematik dan mengharu biru. Tanpa menuliskan detail ceritanya, saya yakin cerita ini telah melekat dalam hampir semua benak insan. Terutama pada benak-benak insan yang pernah merasakan bahwa cinta tak selamanya dapat diarahkan ke tempat yang benar dan tepat.

Tapi mungkin banyak yang belum menyimak betul ending dari kisah cinta ini. Pada saat Yusuf sudah menjadi orang yang berkuasa mendatangi janda Zulaiha. Dengan hormat dan lemah lembut Yusuf berkata. " Aku tidak dapat mencintaimu saat kau masih menikah, dan aku adalah budak suamimu. Namun kini aku bebas untuk menikahimu, dan aku akan melakukannya dengan suka hati karena cintamu kepadaku." Dengan mata berkaca-kaca, Zulaika menjawab, "Tidak Yusuf, cintaku kepadamu adalah tabir. Aku telah lama mencintai Sang Kekasih secara langsung. Aku tidak lagi membutuhkan apa pun dan siapapun di dunia ini."

Cintanya pada Yusuf hanyanya tabir, yang disingkapnya untuk menemukan cinta sejatinya, yaitu Cinta pada Illahnya.

Subhanallah, begitulah cinta menemukan jalannya. Tak ada yang tahu kemana dia akan mengarahkan mata panahnya. Setiap hati dipenuhi cinta. Dan setiap cinta mempunyai pancaran. Cinta memberikan kehangatan tidak hanya pada tempat bersemayamnya cinta, tapi juga pada siapa saja yang dilaluinya.

Cinta itu bagaikan api,, dan kerendahan hatilah yang menjadi kayu bakarnya.

Tak ada yang bisa memadamkan cinta. Tidak juga penolakan dan keperihan. Hanya kesombongan dan keangkuhan yang dapat memadamkannya.

Semoga kita juga akan menemukan jalan cinta untuk menuju muaranya, Cinta Ilahiyah.


Salam,,, Feb Amni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar