Minggu, 18 Oktober 2009

saya + TUHAN = CUKUP

Dikutip dari Mario Teguh Golden Ways (Metro TV, 4 Oktober 2009, 19.05–20.00 WIB)

Cukuplah Tuhan menjadi penolong kita.
Apapun yang kita inginkan untuk menjadi diri kita, adalah hadiah bagi kebaikan kehidupan sesama.
Cukuplah Tuhan sebagai tempat meminta modal yang kita butuhkan,
meminta ilmu bagi keahlian yang kita perlukan
dan meminta pemeliharaan bagi kelancaran yang kita harapkan.

Tuhan Maha Mengetahui, maka Tuhan akan memudahkan rezeki bagi kita, ketika beliau mengetahui bahwa kita akan tetap menjadi pribadi yang anggun dan penuh kasih, saat Tuhan memuliakan kita dengan pendapatan yang besar, pangkat yang tinggi, dan pengaruh yang luas.

Maka, marilah kita menyiapkan diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, saat Tuhan menurunkan jawaban bagi semua harapan, permintaan, dan doa-doa kita.

Doa adalah permintaan dengan nilai jawab yang tertinggi.

Karena,
doa disampaikan kepada Tuhan,
dan Tuhan adalah Yang Maha Kaya, Yang Maha Pengasih, dan Yang Maha Mendengarkan permintaan.

Dalam gagu pikiran dan bahasa, ketaatan kepada Tuhan mungkin bersuara dengan urutan seperti ini:

Kita diperintahkan berdoa.
Saat kita berdoa, Tuhan mendengar.
Tuhan tidak akan mengabaikan apa yang didengar-Nya.
Tuhan akan selalu memberi yang kita minta.
Tuhan Maha Adil.
Tuhan harus mendahulukan yang lebih pantas untuk didahulukan jawaban bagi permintaannya.
Yang lebih pantas karena keadaannya dan karena perbuatan baiknya, akan didahulukan.
Yang belum didahulukan, akan diberitahu melalui hatinya, melalui orang lain, dan melalui keadaan dan kejadian – agar dia memperbaiki kepantasan untuk didahulukan.
Yang sudah diberitahu tetapi lambat memperbaiki diri – akan dibantu mempercepat perbaikan diri dengan cara-cara yang kehebatan dari kekhususan-nya hanya berada dalam kewenangan kecerdasan Tuhan.

Maka, apakah masih mampu bagi kita untuk meragukan bahwa setiap jiwa dari kita SELALU berada dalam perhatian penuh kasih dari Tuhan yang sangat mengasihi kita.

Jika kita tidak memerlukan pengingatan yang lebih keras dari yang lembut, maka kita hanya akan diingatkan dengan kelembutan.

Jika ada orang yang hanya mau mengerti hanya setelah dikasari, maka dia tidak boleh heran jika hidup ini seolah berlaku kasar hanya kepadanya.

Kita disebut patuh kepada Tuhan, jika setelah penerimaan kita atas keberadaan Tuhan dan kekuasaan-Nya dalam kehidupan ini, kita menyegerakan diri untuk berlaku baik kepada diri sendiri, keluarga, dan kepada sesama.

Marilah kita mendaya-gunakan formula yang mengundang campur tangan Tuhan bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecemerlangan hidup kita.

Saya + Tuhan = Cukup .......

Tidak ada rasa yang lebih damai daripada itu,

tidak ada kegembiraan yang lebih indah,

tidak ada keberanian yang lebih utuh,

tidak ada upaya yang lebih menjanjikan,

tidak ada perjalanan yang lebih aman,

tidak ada kebersamaan yang lebih harmonis,

dan

tidak ada kehidupan yang lebih mulia
daripada yang bisa dibangun dengan formula itu.

Saya + Tuhan = Cukup

Apa lagi kah yang lebih mencukupkan kita selain Tuhan?

Marilah kita menjadi pribadi yang lebih menurut kepada Tuhan.

Bukankah akan indah sekali kehidupan ini, jika Tuhan menuruti semua permintaan kita?


Mario Teguh

2 komentar:

  1. hem.... cukup.!.. bener-bener cukup... ! semoga kita benar-benar dicukupkan .... !

    Rahasia fadjar..

    BalasHapus
  2. Amiiin....amiin,, mugi2 Gusti Allah nyembadani

    BalasHapus