Kamis, 01 April 2010

Ikatan Ilahi...

Bingung….hanya itu yang ada di pikiran saya, jika secara kebetulan menyaksikan berita-berita infotement tentang artis-artis yang bercerai. Ada yang didasari dengan alasan yang sangat kuat, yaitu tidakan kekerasan dalam rumah tangga atau alasan-alasan yang kabur, hanya sebagai komitmen bersama, tanpa perbedaan dan masalah yang prinsipal Begitu mudahnya hal itu dilakukan. Seolah-olah ikatan perkawinan, hanyalah sebatas ikatan dua orang manusia yang sama-sama lemah.



Huuuuuh…tetap bingung. Atau hanya saya yang bingung. Bukannya perkawinan mereka seharusnya jauh lebih mudah untuk dijalani karena mereka memilih sendiri calon pasangannya. Bahkan mereka sudah tahu semua kebiasaan dan kepribadiannya jauh-jauh hari, sebelum memutuskan untuk menikah. Malah ada yang sudah mencoba bersilaturahmi dengan sangat akrab, dengan bermalam di rumah calon pasangannya. Apa lagi yang kurang dari proses perkenalan, sebagai tahapan untuk mengenal calonnya luar dan dalam. Andai dibukukan, apa saja yang telah mereka ketahui tentang calonnya, mungkin sudah menjadi dua atau tiga jilid buku.



Saya membandingkan dengan proses perkawinan saya yang begitu simple. Saya merasa tidak pernah ikut memilih calon pasangan saya,, tapi saya hanya menerima hadiah yang Allah berikan pada saya. Mungkin suami saya juga berfikiran sama….mudah-mudahan. Karena merasa menerima hadiah, maka yang kami lakukan adalah selalu berterima kasih pada Allah, atas apa yang telah dianugrahkan pada kami. Karena yang memberi kami hadiah adalah, Tuhan kami yang Maha Agung, maka kami tidak berani untuk semena-mena, dan mengabaikan hadiah yang sangat kami mulyakan itu. Yang kami lakukan adalah senantiasa berlomba-lomba untuk melakukan hal-hal terbaik, untuk menjaga hadiah itu dan selalu membuat Sang Pemberi hadiah tersenyum bahagia. Dalam pandangan kami membahagiakan pasangan adalah membahagiakan Sang Pemberi hadiah. Tidak ada yang rumit,, kami hanya sama-sama bertekad untuk saling menjaga hadiah itu, agar Allah tidak pernah kecewa telah menetapkan kami sebagai penerimanya.





Ketika saya memutuskan untuk menikah di usia muda tanpa melalui proses pacaran atau perkenalan yang intens. Yang terasa sangat mengebu dalam diri saya adalah “Inilah kesempatan saya, membuktikan pada Allah, bahwa saya mencintaiNya lebih dari apapun. Termasuk lebih dari mencintai diri saya sendiri”. Gelora saya, adalah gelora Sang Pecinta. Saya tidak lagi berpikir, akan dibawa kemana saya oleh suami saya kelak. Apakah dia, lelaki yang bisa mengerti saya. Apakah dia cukup kuat untuk menopang kehidupan saya. Apakah dia benar-benar mencintai saya dan ingin membahagiakan saya....... Tidak ada pertanyaan..... saya hanya ingin Allah mencintai saya dengan apa yang akan saya lakukan untukNya. Saya akan menikah dengan laki-laki yang mencintaiNya lebih dari apapun, melebihi cintanya pada diri sendiri dan juga mungkin cintanya pada saya. Tetap dengan balutan kokohnya lantunan doa yang kamipanjatkan dari sejak malam pertama kami, “Ya Allah, kami mengikatkan diri atas namaMu. Maka kami memohon kebaikan atas karakter, tabiat dan prilakunya yang berasal dariMu. Dan kami berlindung padaMu dari segala keburukan karakter, tabiat dan prilaku yang sesungguhnya datang dariMu”.



Maka kami adalah pejuang. Dan jadilah pernikahan ini adalah medan perjuangan bagi kami. Segala kebaikan dan kebahagian yang ada di dalamnya adalah anugrah yang selalu kami syukuri. Dan segala kejadian dan peristiwa yang kurang menyenangkan,, kami anggap sebagai salah satu cara untuk membuktikan cinta kami kepadaNya. Dan kami berkata Ar Rahman, “Ya Rob, kami mencintaiMu, bukan karena yang Kau berikan pada kami......tapi karena Engkaulah makna dari hidup ini sesungguhnya’. Dan untuk apapun yang terasa berat dalam perkawinan, kami katakanlah “Aku ada untukMu, Kekasihku. Dan aku akan menjalani apapun yang Kau mau”. Karena kami yakin, tidak ada yang direncanakan Sang Maha Pencinta selain kebaikan bagi kami di masa sekarang atau masa yang akan datang.



Kerena itu bagi kami, pernikahan bukanlah ikatan dua manusia. Tapi pernikahan adalah IKATAN ILAHIAH atas dua orang manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar